Berita Umum


ANALISIS AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA KAJIAN LEMBAR KEGIATAN SISWA MANDIRI

31 Jan 2022 rezza 401 views

ANALISIS AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MEDIA KAJIAN LEMBAR KEGIATAN SISWA MANDIRI

Oleh: Lutviarini Latifah, S.Pd., M.Sc.

 

 

A.    PENDAHULUAN

Dalam kegiatan pembelajaran, aktivitas siswa cenderung rendah karena pembelajaran masih belum berfokus pada kemampuan individu siswa (Suherman, 2003). Rendahnya aktivitas ini berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa. Kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada siswa mengindikatorkan bahwa aktivitas siswa harus berjalan dengan lancar selama pembelajaran  dimana siswa aktif menemukan dan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya Jika siswa mengalami kesulitan memahami pengetahuan yang tengah didiskusikan akan berdampak pada rendahnya hasil belajar matematika. Menurut Rifa’i dan Anni (2011) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah (1) faktor internal/individual, (2) faktor eksternal/sosial. Masalah lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah media pembelajaran yang kurang mendukung siswa secara individu. Oleh sebab itu, jika guru ingin meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, maka guru harus melakukan variasi dalam pembelajaran. Dalam hal ini, variasi dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan media pembelajaran Lembar Kegiatan Siswa Mandiri.

Lembar Kegiatan Siswa Mandiri merupakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang dimodifikasi dengan kegiatan mandiri siswa dimana siswa bisa berkreasi secara bebas menuliskan penerapan kontekstual materi yang telah diperolehnya.. Dengan kata lain Lembar Kegiatan Siswa Mandiri lebih berpusat kepada siswa untuk membangun pemahamannya berdasarkan pengetahuan awal yang dimilikinya. Menurut Rifa’i dan Anni (2011) inti sari teori konstruktivisme adalah siswa harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri. Agar siswa dapat mengkonstruk pengetahuannya sendiri maka materi yang diberikan harus bertahap sesuai dengan struktur matematika. Menurut teori belajar bermakna yang disampaikan Ausuble, hal tersebut bisa dilakukan dengan mengaitkan materi baru dengan materi sebelumnya. Teori belajar bermakna Ausuble tersebut didukung oleh teori Dienes yang memandang matematika sebagai pelajaran struktur, klasifikasi struktur, relasi-relasi dalam struktur, dan mengklasifikasikan relasi-relasi antara struktur (Hamdani, 2011). Jadi matematika perlu disampaikan secara runtut menurut klasifikasi strukturnya. Pembelajaran yang berpusat pada siswa ini jika diterapkan melalui metode pembelajaran yang benar akan memposisikan siswa agar aktif dalam kegiatan pembelajaran melalui interaksi sosial. Hal ini sesuai dengan pendapat Piaget yang mengemukakan tiga prinsip utama belajar yaitu belajar aktif, belajar lewat interaksi sosial, dan belajar lewat pengalaman sendiri (Sugandi, 2007).

Peneliti mencoba mengaplikasikan pengalaman yang diperoleh sebagai guru selama mengajar siswa untuk menyusun Lembar Kegiatan Siswa Mandirikemudian akan dibandingkan dengan penggunaan LKS umum. Indikator pembeda yang digunakan adalah aktivitas dan hasil belajar siswa

B.     PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data nilai UN SMP pada kelas X dengan peminatan MIPA diperoleh data yang menunjukan bahwa populasi dalam penelitian berdistribusi normal, mempunyai varians yang homogen, dan tidak ada perbedaan rata-rata dalam populasi tersebut. Hal ini berarti sampel berasal dari kondisi atau kemampuan awal yang sama sehingga bisa digeneralisasikan dalam populasi (Purwanto, 2011). Kegiatan pembelajaran dilakukan selama 2 pertemuan untuk mengamati aktivitas belajar siswa, kemudian pada pertemuan ke-3 dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa pada sampel penelitian tersebut. Hasil tes akhir dianalisis untuk menentukan ketuntasan dari tiap perlakuan dan untuk menentukan efektifitas LKS Mandiri yang digunakan pada kelas eksperimen.

Hasil pengujian yang menunjukan keefektifan penggunan LKS Mandiri di kelas eksperimen menganut beberapa teori belajar yaitu teori konstruktivis, teori Dienes, teori Ausuble dan teori Piaget. Menurut Rifa’i dan Anni (2011: 137) inti sari teori konstruktivisme adalah siswa harus menemukan dan mentransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya sendiri. Teori kontruktivis pada saat siswa mengerjakan tugas mandiri pada LKS Mandiri. Siswa tidak didikte guru melalui materi langsung namun siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pada LKS yang mengarahkan siswa untuk menemukan pengetahuannya. Berdasarkan gambar-gambar dan kegiatan yang harus dilakukan pada LKS agar siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, siswa dituntut untuk mengalami sendiri penemuan konsep matematika. Karena menurut Dienes (Hamdani, 2011) konsep matematika akan dipahami dengan baik oleh siswa jika disajikan dalam bentuk konkret dan beragam. Setelah siswa menemukan pengalaman nyata (konkret) yang berkaitan dengan materi matematika, siswa akan lebih mudah mendapatkan gambaran materi yang abstrak.

Pada kelas eksperimen penggunaan LKS Mandiri efektif dikarenakan keseimbangan peran guru dan peran siswa. Selain itu siswa dapat mengaitkan teori yang diperolehnya dengan masalah kontekstual yaitu dengan mengamati bentuk bentuk grafik parabola dilingkungan kemudian dapat menggambarkan secara grafik dan menyusun pertidaksamaan kuadratnya yang dikerjakan pada LKS Mandiri. Hal ini sesuai dengan teori Ausuble (Sugandi, 2007) mengungkapkan belajar bermakna adalah mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan dan terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Diskusi kelompok untuk menemukan konsep pertidaksamaan kuadrat di lingkungan sekitar juga sesuai dengan pendapat Piaget yang mengemukakan tiga prinsip utama belajar yaitu belajar aktif, belajar lewat interaksi sosial, dan belajar lewat pengalaman sendiri (Sugandi, 2007).

Pada kelas kontrol dengan penggunaan LKS umum berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal, meski hasilnya masih kurang dari kelas eksperimen. Keberhasilan ini dikarenakan penggunaan LKS sesuai dengan tuntutan pembelajaran era modern yang membuat siswa aktif berpikir sehingga pembelajaran tidak terpusat pada guru. Guru dapat berkembang dengan tidak hanya mengontrol pembelajaran dari depan kelas, namun juga berkeliling memberikan bantuan individu kepada siswa. Motivasi yang diberikan guru tidak hanya sekedar tujuan dan manfaat pembelajaran namun melalui LKS menimbulkan ketertarikan siswa. Peran siswa yang mau mengikuti pembelajaran dengan melakukan instruksi guru untuk berani maju mengungkapkan pendapatnya dan berani bertanya saat tidak memahami materi dengan baik. Berdasarkan uraian di atas, guru bisa menerapkan metode ekspositori secara tepat, karena menurut Suherman (2003) tiap metode jika digunakan dengan tepat akan menjadi metode yang baik.

C.    SIMPULAN

Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah LKS mandiri yang diberikan saat pembelajaran matematika efektif terlihat dari ketercapaian kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan yaitu rata-rata nilai hasil belajar siswa lebih dari 75 dengan presentase ketuntasan lebih dari 75%. LKS Mandiri efektif membuat siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran matematika terlihat dari skor rata-rata aktivitas siswa yang lebih baik dibandingkan penggunaan LKS umum. Hasil belajar dan aktivitas siswa akan meningkat dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2008. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Tersedia di file:///C:/Users/accer/Downloads/21-04-B1-Kriteria-dan-Indikator-Keberhasilan-Pembelajaran.doc (diakses 23-05-2012).

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press.

Purwanto. 2011. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rifa’i, A & Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.

Sardiman. 2001.  Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.

Slavin. 2011. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Terjemahan Yusron N. Bandung: Nusa Media.

Sugandi, A. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: Universitas Negeri Semarang Press.

Suherman, E., dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.